Kesedihan: kehancuran hati

By Rafif Abbas Pradana Aku di hadapan kecemasan yang ku-punya. Aku hanya terdiam dengan rasa sakit. Rasa sakit tak bisa disembuhkan oleh senyuman dari semesta sekalipun. Rasa ini membuatku tidak berdaya, tidak berguna lagi di saat pikiranku melaju ke depan. Namun, aku terdampar karena hatiku lelah dengan semua kerumitan yang kulalui selama hidupku. Aku ingin tertidur pulas tanpa terbangun terkena masalah lagi. Sebenarnya, aku ini apa? Dan apa salahku sampai kerumitan di hatiku penuh dengan sebuah bayang-bayang kegagalan? Aku terus-menerus menulis kisah hidupku kepada orang lain, tapi orang lain tak pernah peduli dengan jeritan yang kualami. Sekalipun puisi kematian, mereka tidak akan peduli dengan keadaan ku. Aku yang semakin tercengkeram oleh keadaan. Aku tahu bahwa aku bisa berdiri sendiri tanpa bantuan orang. Aku tahu emosiku terus mengarahkanku kepada jurang kesakitan yang kualami saat ini. Aku tak pernah meminta untuk ditolong, aku hanya ingin se...