Berjalan di Atas Penderitaan demi Masa Depan
Kita hidup dengan keraguan terhadap masa depan. Keraguan ini membuat kita merasa takut untuk mencoba dan memulai. Memulai terasa berat, terutama bagi kita yang selalu overthinking. Pondasi adalah caranya, untuk kita bertahan atas ketakutan yang kita punya. Pondasi itu layaknya kerangka yang membangun bangunan yang kokoh. Jika pondasi itu tidak kuat, bangunan tersebut kemungkinan besar akan ambruk. Bila pondasi itu kokoh, niscaya bangunan itu akan kuat dan bisa berdiri dengan tegak.
Hidup kita seperti itu, kita harus mempunyai pondasi yang kuat untuk bertahan dan berjalan melampaui jalan-jalan yang tidak pernah kita lalui sebelumnya. Marabahaya menghantui pikiran kita, makanya pondasi menjadi alasan kita untuk berjalan. Kita harus menguatkan mental dan meyakinkan diri bahwa kita bisa melaluinya. Dengan cara ini, kita bisa menjadi lebih kuat.
Faktor pikiran menjadi penentu kesuksesan kita. Kita coba untuk berpikir bahwa kita adalah manusia, bukan malaikat. Apalagi kita masih muda, di mana kegagalan adalah hal yang wajar. Kegagalan di masa muda adalah bagian dari pembelajaran. Ketika kita mencoba secara terus-menerus namun gagal, bukan berarti diri kita sudah berakhir. Justru itu adalah titik di mana kekuatan kita sedang diuji, dan sejauh ini kita sudah berjalan dengan jeritan rasa sakit di dalam hati.
Bila kita merasa gagal, berikan ruang untuk menangis, bersedih, dan mengeluarkan unek-unek kepada orang lain, atau bahkan kepada diri sendiri. Beri ruang untuk rasa sakit kita, dan beri ruang untuk mengapresiasi diri kita yang sudah sejauh ini berjalan, serta sehebat ini bertahan.
Langkah yang kita ambil dalam meraih kesuksesan seringkali melalui rasa pilu atau rasa sakit yang melebihi batas kewajaran. Hidup selalu mengajarkan kita untuk terus berjalan, walau kenyataan bahwa rasa sakit itu selalu hadir di setiap langkah. Kita sendiri yang menentukan jalan mana yang paling benar menurut versi kita.
Orang lain hanya memberikan saran, tetapi kita sendiri yang memutuskan untuk mengambil saran tersebut atau tidak. Jangan mengambilnya secara mentah-mentah. Pikirkan dampak yang akan dirasakan setelah mengambil keputusan itu. Jika keputusan tersebut baik untuk kita, maka ambillah dengan keyakinan untuk melangkah.
Pondasi yang kuat akan membantu kita menjalani keputusan itu. Langkah yang kita ambil pasti memiliki kelemahan. Kelemahan itu bisa kita jadikan tantangan untuk belajar dan menguatkan diri dalam menghadapi proses kehidupan. Tantangan menjadi alasan untuk terus berjalan dan belajar, bukan untuk takut terhadap tantangan.
Setiap jalan pasti ada kerusakan, dan tidak ada jalan yang mulus dan lurus; pasti ada liku-liku. Begitulah hidup kita. Masa depan ada di genggaman kita. Tinggal kita mau atau tidak untuk melangkah. Jika kita takut melangkah, niscaya kita akan berjalan di tempat tanpa adanya perubahan dalam diri.
Bila ingin sukses, hadapilah masalah terlebih dahulu. Masalah adalah tempat belajar untuk menjadi lebih baik lagi. Melalui setiap masalah, kita bisa mengetahui kemampuan dan kelemahan diri kita. Kita dapat meminimalkan kesalahan dan mengenali di mana letak kelemahan kita. Kemampuan untuk menilai diri sendiri itu penting, karena yang benar-benar mengenal diri kita adalah diri kita sendiri.
Penderitaan tidak akan selesai jika kita terus-menerus memikirkannya. Bila kita terus berjalan walau terasa sakit, hal itu lebih baik daripada hanya diam. Ketika kita berjalan sambil menahan rasa sakit, rasa sakit itu akan terbalaskan oleh kepuasan karena kita berhasil bertahan selama ini.
Keberhasilan itu sederhana: ketika kita mampu bertahan di atas penderitaan kita sendiri, itu sudah cukup hebat.
Komentar
Posting Komentar