Berdiri di Tengah Badai: Sebuah Harapan Hidup

Berdiri di Tengah Badai: Sebuah Harapan Hidup



Oleh Rafif Abbas Pradana

 Masalah dalam hidup ini tak akan habisnya. Kita masih di dunia ini masih bernapas, masalah terus ada mengikuti hidup kita. Tanpa kita sadari, setiap masalah yang kita rasakan itu terus-menerus menguras tenaga kita. Masalah itu tak bisa kita hindari, hanya bisa diminimalisir. Kita sudah hebat setiap kali menyelesaikan masalah yang kita hadapi. Semakin dewasa, masalah itu menjadi sebuah tantangan dalam hidup, sebuah bagian dari hidup kita. Sudah menjadi makanan sehari-hari dalam sirkus hidup kita. Rasanya masalah itu sebuah ujian dari Maha Pencipta untuk kita agar lebih kuat lagi sebagai manusia.

 Dalam diri manusia itu semuanya berbeda-beda, makanya setiap kita menghadapi sebuah masalah, cara dan menyikapinya berbeda-beda. Kadar masalah itu sama, tapi tingkat kesulitannya berbeda-beda setiap manusia. Diri manusia mempunyai kepekaan terhadap masalah, bisa menyelesaikan segala macam cara agar masalah itu selesai. Ketika manusia kabur dari masalah, masalah itu akan mengejar kita secara bertubi-tubi.

 Kita seringkali dihantam ombak masalah yang tak terduga. Kita pasti merasakan panik karena kita belum siap menghadapinya. Pada saat itu juga hati kita langsung tersentak dan terdiam. Bagaimana caranya untuk berdiri kembali kalau hati ini sudah terluka? Dunia ini akan menjadi hitam yang kita tak lihat tampaknya bagaimana. Merangkak pelan-pelan seiring waktu sampai bisa berdiri, setelah bisa berdiri kita akan berlari mengejar masalah kita untuk bisa diselesaikan secara tuntas. Butuh waktu untuk bisa bangkit dan menyelesaikan masalah.

 Bingkai hidup kita beragam bentuknya, keindahan terpancarkan di antara kita sebagai manusia. Kebahagiaan selalu menyemangati diri ini untuk bisa berjalan dengan baik. Ketika ada gemuruh bertanda masalah itu akan datang, kita sudah bersiap diri untuk melangkah dan memecahkan masalah yang akan datang. Kita sudah membawa bekal kita untuk bertempur dengan masalah kita sendiri. Setiap peperangan pasti ada risiko yang ditimbulkan, itu bisa luka hati, pikiran yang selalu overthinking dan cemas. Hal-hal itu menjadi risiko untuk menyelesaikan masalah kita. Kita terus menerus berjalan dengan sepenuh hati walau hati dan raga sudah lelah. Masalah itu harus kita selesaikan.

 Kita ini bagaikan pohon yang dihantam oleh badai yang ganas, kita berdiri tegak walau badan kita bergoyang kesana-kemari karena angin yang meniup begitu keras. Atas keyakinan kita sendiri, kita bisa melewati badai itu tanpa jatuh atau ambruk. Kita kuatkan akar kita agar tidak ambruk dengan cara percaya diri bahwa kita pasti bisa melewatinya. Seandainya kita merasa putus asa, kita akan jatuh karena kita sendiri dalam pikiran tak sanggup untuk melewatinya. Apalagi masalah ini terus-terusan menerjang tanpa melihat siapa kita.

 Dalam benturan keras dari masalah ini, jangan sampai kita sendiri merasakan keputusasaan. Dari benturan harus dijadikan sebuah motivasi hidup untuk melangkah lebih jauh lagi. Dari benturan keras yang mengantarkan kita pada sebuah harapan untuk bisa mencapai kepastian hidup kita. "Kebentur, kebentur, KEBENTUK!" sebuah perkataan seorang pahlawan yaitu Tan Malaka, dia sampai dengan penuh semangat menyatakan bahwa hidup ini harus kita benturkan dengan masalah sampai kita terbentuk oleh masalah dan realita. Agar kita menjadi manusia yang kuat dan tahan banting terhadap masalah.

 Luka begitu sakit ketika kita meredam sendiri, semakin menjadi-jadi ketika masalah belum diselesaikan. Kebingungan kita mencari jalan untuk bisa keluar dari masalah. Kita hadapi begitu berat sekali sampai kita tak bisa menahan diri yang akhirnya kita terjebak dari masalah itu sendiri. Ketika situasi itu terjadi, kita harus menceritakan kepada orang yang terpercaya yang bisa mendengarkan keluhan kita selama ini. Niscaya kita akan mendapatkan jalan keluarnya untuk bisa hidup lebih baik lagi. Orang itu harus bisa mendengarkan dan memberikan masukan untuk kita, jangan sampai membuat kita makin sakit dari perkataan orang itu. Kita mau menyelesaikan masalah bukan menambah masalah.

 Hidup ini saking rumitnya, sampai kita tak bisa memperkirakan sebuah masalah akan muncul, kita hanya bisa bersiap diri untuk menyambut masalah itu. Kita jangan takut dengan masalah yang datang, kita melangkah dahulu nikmati hidup kita dengan langkah-langkah yang kita siapkan. Kita manusia dianugerahi oleh Tuhan. Makanya kita harus tetap berdiri walau tekanan selalu ada di samping kita. Kita jangan sampai lupa dengan prinsip hidup kita, dan jangan pernah melupakan keberhasilan hidup kita dalam menyelesaikan masalah. Itu sebuah penghargaan untuk kita sendiri.

 Beriring waktu kita banyak belajar dari masalah yang kita hadapi. Pada hakikatnya, masalah itu sebuah pelajaran hidup kita yang berharga. Dengan adanya masalah kita semakin kuat untuk menjalani kehidupan kita selama kita masih hidup. Ketika ada masalah yang pernah kita alami, kita bisa melewatinya dengan mudah, kalaupun belum pernah kita alami, kita sudah menjadi manusia yang kuat untuk menahan tekanan dari masalah itu. Kalaupun kita kalah dengan masalah itu, kita bisa berhenti sejenak untuk berpikir bagaimana cara untuk menyelesaikannya. Kita akan berhasil jika kita terus menerus berjalan tanpa melihat hati dan raga yang sudah terluka. Lelah itu wajar, namanya juga manusia.

 Ketika kita merasakan lelah atau diri kita merasakan ingin menyerah, sebenarnya kita sedang mengalami pembentukan mental kita agar jauh lebih kuat dari sebelumnya. Lelah bukan berarti kita menyerah, lelah itu bertanda kita istirahat sebelum kita menghantam dinding-dinding masalah yang ada. Hidup begitu sulit apalagi kita yang hanya diam saja tanpa bergerak, niscaya hidup akan menjadi hancur, sehancur-hancurnya. Makanya kita harus tetap berdiri kokoh tanpa adanya kata menyerah dalam diri kita. Masalah semakin menjadi-jadi ketika kita sudah menyerah. Semakin hari kita akan tersiksa dengan masalah kita sendiri. Melangkah dengan kaki sendiri di atas tanah sendiri tanpa niatan untuk kabur dari masalah.

 Kita tidak mungkin tidak mempunyai masalah di dunia ini. Masalah sudah menjadi bagian hidup kita, kita hanya berusaha untuk mengurangi dampak dari masalah itu. Masalah terus merajalela ketika kita mundur darinya. Jangan sampai kita disiksa oleh masalah, sebuah monster yang mengerikan. Jadikan masalah sebagai media pelajaran hidup kita untuk menjadi manusia penuh dengan dedikasi tinggi. Kita hidup hanya sekali, jangan sampai adanya masalah membuat kita merasakan tiada jalan keluarnya. Setiap masalah itu pasti ada jalan keluarnya, sebab setiap masalah itu sudah didesain oleh pencipta untuk menguji kita sebagai hamba-Nya.

 Semoga kita bisa melewati fase-fase dalam kehidupan kita, setiap masalah yang kita hadapi. Semoga setiap masalah selalu dimudahkan jalan keluarnya. Kita terus melangkah walau badai menghajar kita secara bertubi-tubi tanpa berhenti. Kita kuatkan diri kita, jaga mental kita untuk melangkah lebih jauh lagi. Karena mental ini selalu disiksa oleh realita. Teruslah kibarkan bendera merah tanpa mengibarkan bendera putih sebagai tanda kita sudah menyerah dengan masalah yang kita hadapi.

Komentar

Postingan Populer

Ular Melingkar-Melingkar di Atas Pagar

Pulang Kepada yang Pernah

Manusia yang Belum Mampu Menerima Kenyataan: Sebuah Takdir yang Telah Terjadi