Manusia yang Belum Mampu Menerima Kenyataan: Sebuah Takdir yang Telah Terjadi

Manusia yang Belum Mampu Menerima Kenyataan: Sebuah Takdir yang Telah Terjadi


By Rafif Abbas Pradana 

"Takdir bukanlah tempat untuk didatangani, takdir adalah jalan yang harus ditempuh." - Wayne Dyer

 Setiap manusia sudah ditentukan oleh maha pencipta, sudah punya takdir masing-masing. Takdir baik atau takdir buruk harus kita jalankan apapun itu. Menurut saya takdir adalah sebuah ketepatan yang harus ditempuh dengan baik. Segelintir manusia ada yang belum menerima kenyataan yang sudah dihadapannya. Merasa dirinya sedang memimpi dan tidak benar-benar terjadi. Tapi kenyataannya itu terjadi padanya. Yang harus dilakukan adalah menerima pelan-pelan walau sulit sekali menerima kenyataan itu. Kenyataan memang kejam ketika kita rasakan. Belum pernah mengalami sebelumnya harus mengalaminya.

 Seorang anak orang kaya yang jatuh miskin karena ayahnya bangkrut perusahaan, anak tersebut belum siap dengan situasinya ini, anak itu terkejut apalagi banyak sekali perubahan dalam hidupnya. Dalam fase ini anak tersebut bisa menjadi stres karena perubahan yang terjadi ini. Biasanya rumahnya besar yang kini rumah sebatas sekotak saja dan sempit. Anak tersebut akan meninggalkan teman-temannya dan mengalami kecemasan yang terjadi pada dirinya. Jika anak itu bisa memahami yang dia kerjakan, dia akan memahami apa yang dirasakan oleh ayahnya yang sedang pusing memikirkan perekonomian rumah tangganya.

 Begitulah hidup, duri-duri realita yang menusuk hati kita secara tiba-tiba, tanpa melihat siapa kita. Kita harus bisa mengadaptasi dengan kondisi yang kita hadapi ini. Melelahkan untuk melewati kondisi yang tidak pasti. Hati berasa sakit bahkan perih yang tak pernah hilang. Kita banyak dihadapi realita yang belum kita rasakan sebelumnya. Hidup harus kita lanjutkan, karena kita harus berkembang untuk menghadapi realita yang pahit. Ketika kita sudah merasakan pahitnya hidup dengan baik dan sabar, niscaya kita akan dimudahkan setiap langkahnya.

 Manusia didesain untuk bisa mengadaptasi setiap situasi, makanya tidak heran kalau manusia bisa hidup di mana saja. Dengan akalnya, manusia bisa hidup di lingkungan walau itu beriklim ekstrem sekalipun. Manusia adalah makhluk yang bisa berpikir dan bergerak untuk menyelesaikan masalahnya dalam situasi yang sulit dan melelahkan. Kita hidup di tengah harapan yang kita buat sendiri. Untuk bisa keluar dari situasi yang sulit ini, bagaimana caranya kita bisa mencapai kepastian dalam hidup agar hati ini tidak terluka setiap saat.

 Kekurangan yang kita alami ini membuat kita malu dengan diri kita sendiri, dalam kata lain kurang percaya diri. Kita belum menerima atas kekurangan kita selama ini. Menurut saya kekurangan itu adalah sebuah ujian yang harus kita laksanakan setiap manusia memiliki kekurangannya, pasti setiap kekurangan ada kelebihan yang selalu dipendam karena malu dengan kekurangan tersebut. Terimalah dengan hati yang ikhlas karena kekurangan itu membuat kita bersyukur atas nikmat maha pencipta. Setiap kekurangan dalam diri kita itu pasti mempunyai tujuannya untuk kita melangkah lebih jauh. Ketika kita merasakan kekurangan itu sebagai beban, kita tidak akan bisa maju karena terus memikirkan kekurangan kita tanpa melihat kelebihan kita sendiri.

 Kita terima yang sudah terjadi, kita tidak bisa menolak takdir yang sudah ditentukan, kita hanya bisa mengubah nasib kita sendiri dengan kemauan kita yang kita miliki. Kita hidup dengan penuh kekurangan dan ketidakpastian, dari situ kita seharusnya sadar bahwa kita harus berjuang atas itu, jangan malah menyerah di tengah jalan. Jalan ini masih panjang, penuh dengan tantangan yang kita sendiri belum tahu apa nantinya. Kita harus kuat dengan tekanan yang terjadi kepada diri kita. Kuatkan diri kita dengan berpikir positif terhadap diri sendiri, karena dengan niat yang kuat, kita bisa mengubah apa yang kita mau

 Ketika kita mendengar kata hati kita "kenapa sih hidup gw begini terus, gw udah muak dengan kenyataan ini" kita harus tetap memberikan tekanan positif kepada hati kita, secara terus-menerus agar kita tidak terjerumus ke dalam jurang kehidupan yang di mana kita sendiri akan terjebak dengan diri kita. Diri kita ini bagaikan kapal di tengah samudra, keadaan yang mendesak kita agar fokus dengan apa yang kita lakukan dalam menghadapi badai yang deras dan menghantam kita. Kita jangan lengah karena badai akan membalikkan kapal kita.

 Kapal kita terus berlayar walau badai menghantam secara keras, arahkan kepada tujuan kita, jangan sampai kita bingung dengan tujuan hidup kita, agar kita tidak diam di tengah badai yang mengakibatkan kebingungan dalam hidup kita sendiri. Kita harus menyadari situasi ini, agar kita bisa mengadaptasi secara baik dalam melewati ombak masalah yang begitu besar. Hidup kita terus berdiri kokoh agar tidak dimainkan oleh waktu dan keadaan. Kita lah yang memainkan waktu dan keadaan itu, kita lah yang menguasai keduanya. Kita manusia bukan mainan yang sering dipermainkan oleh keadaan dan waktu.

 Hidup ini dipenuhi oleh kotoran dalam pikiran kita sendiri, yang sulit menerima kenyataan yang ada di depan mata. Kita hanya bisa mengeluh tanpa bisa mengubah diri kita lebih baik lagi. Dari pikiran kotor itu yang tidak jelas arahnya, pikiran kita terus-menerus mengeluh keadaan yang dihadapi, hidup kita akan berjalan di tempat tanpa maju sedikit pun. Hidup ini harus kita perjuangkan dalam keadaan apapun itu, sepahit apapun hidup kita, kita jangan menangis di pinggir jurang, karena jika kita tidak kuat kita akan menjatuhkan diri kita ke jurang itu.

 Kenyataan buruk bukan hal yang menakutkan bagi seseorang yang berpikir jernih dalam memandang kehidupan ini. Segala hal dalam dunia ini sudah diatur oleh maha pencipta, kita hanya bisa berusaha sebaik mungkin untuk mengubah keadaan kita. Kita tidak terlalu buruk ketika kita tak bisa mengubah keadaan. Kita hanya butuh waktu untuk berpikir bagaimana kita bisa keluar dari keadaan ini. Dalam malam yang sunyi kita selalu berpikir secara bertubi-tubi tanpa berhenti yang mengganggu diri kita sendiri, sampai kita sendiri susah untuk tenang bahkan tidur yang mestinya malam untuk istirahat malah untuk berpikir keras dalam masalah yang kita hadapi ini. Lelah akan bertambah seiring kita berpikir terus tanpa berhenti. Kita harus mengubah pola pikir kita sendiri agar terhindar dari bahaya yang diakibatkan oleh diri kita sendiri.

 Mari kita menjadi manusia yang bisa mengadaptasi setiap situasi yang ada, kita yang mengolah emosi kita bukan emosi yang mengendalikan diri kita. Kita harus bersyukur karena kita masih diberi nafas dan kelimpahan rezeki yang di kasih oleh maha pencipta. Hidup ini berat, maka dari itu kita berjuang. Mengeluh boleh tapi jangan sampai menjadi bentuk kata menyerah. Pegang tali sekuat mungkin agar kita tidak terhempas oleh angin dan jatuh ke dalam lubang yang dalam.

--

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer

Ular Melingkar-Melingkar di Atas Pagar

Pulang Kepada yang Pernah