Senandika Perlawanan
Abbas Merah
Bendera
merah memudar
Seiring matinya nurani para pembuat naskah,
Tanpa menoleh pada mata yang berkaca-kaca—
Dari suara yang tak pernah dianggap
Sebagai penduduk negeri dongeng.
Suara-suara
peluru
Menghantarkan kita ke dalam peti mati,
Tanpa tahu-menahu
Bahwa situasi semakin menyempit.
Rakyat
terdiam,
Memandang bintang-bintang.
Dewa rakyat pun membisu,
Melihat rakyat berkumpul.
Dewa rakyat, dengan tangan emasnya,
Membombardir markas sipil—
Yang hanya bekerja mengikuti zaman.
Suara-suara...
Puisiku
Belum berhenti di sini.
20
Maret 2O24 – GEDUNG DEWA CIWARU

Komentar
Posting Komentar