By Abbas Merah
Malam hari penuh dengan sepi dan rasa tercekam. Pada jarum jam yang menunjuk angka dua belas, detak jantung saya berdebar-debar, apalagi ditambah malam Jumat, yang katanya setan-setan sedang berkeliaran di mana-mana dan mempunyai kekuatan luar biasa. Di setiap sudut kos, ada yang memperhatikan dalam perasaan kacau karena batas tugas semua mepet. Pikiran juga penuh dengan sampah-sampah yang tidak perlu dipikirkan, peninggalan dari hari-hari yang lalu yang tidak terbilang secara baik, jadi seisi otak penuh dengan sampah yang menghambat. Maka tidak heran jika saya merasa ketakutan ketika sendiri.
Apalagi ketika saya tidur, saya mengalami kehadiran sesosok makhluk halus, yang saya katakan setan atau iblis, karena mengganggu waktu tidur saya. Saya merasa sesak ketika ingin bangun. Ada suara-suara aneh. Dan ketika bangun, di situlah jantung berdebar-debar tanpa arah yang jelas. Kasat mata tanpa bisa dilihat, entah kenapa bikin saya takut. Apakah mungkin karena pikiran saya? Atau memang benar-benar ada di samping saya, yang ikut menonton perkembangan politik Indonesia, yang di mana setan merasa minder melihat perilaku para koruptor, kata saya yang sedang ketakutan.
Mereka, makhluk ini, suka sekali dengan bangunan angker atau bangunan yang tidak dihuni, karena mempunyai kekuatan yang kuat, mungkin karena kotor. Katanya, tempat kotor disukai para setan atau makhluk halus. Saya kira alasan kuat seperti itu untuk sementara. Namun yang membuat saya bingung, mengapa setan-setan ini suka sekali menakuti manusia-manusia kesepian? Bukankah manusia kesepian seperti saya ini sudah banyak ujiannya? Bahkan ketika saya merasa didatangi lewat mimpi atau di samping saya, saya baru mengingat siapa yang menciptakan saya. Apakah itu tujuannya? Bukankah setan itu bertujuan untuk menggoda? Maka sebaiknya setan itu membawa wanita-wanita penghibur untuk menghibur hati saya yang kesepian ini.
Kehadiran setan itu menimbulkan perasaan horor, ah horor, bahasa yang sering saya dengar dalam dunia film. Dari berbagai genre, salah satu yang berkaitan dengan setan itu horor. Namun apa bedanya dengan honor, walau bedanya hanya huruf kecil n dan r. Tapi keduanya bisa sama jika dilihat dari keberhasilan guru-guru Indonesia yang sudah terbaca dari mimik wajahnya, apalagi murid-murid yang sebagian kecil atau besar itu sulit sekali diatur. Hatinya menimbulkan perasaan kecewa dengan apa yang terjadi, walau begitu mereka tetap bekerja sesuai dengan apa yang sudah dikerjakan.
Perihal horor lagi, ada salah satu grup band yang berasal dari Bali, yaitu Superman Is Dead. Grup ini sering kali keluar masuk kota-kota di Indonesia. Judul lagunya Ocean Horror, lagu yang menimbulkan perasaan takut, judul lagu yang menampar muka saya yang kadang suka buang sampah sembarangan. Dari lagu ini, sampah di laut saja bisa menakutkan, membuat siapa pun merasa punya empati.
Lagu ini juga ngotot atas kerusakan-kerusakan terumbu karang dengan mengatakan, "Dynamite sea surgery let the poison range and shout." Namun saya tidak bisa mengartikan lirik ini karena saya kurang dalam bahasa Inggris. Izinkan saya menerjemahkannya lewat Google Terjemah: “Operasi laut dengan dinamit, biarkan racunnya menyebar dan berteriak.” Gila banget, laut menjadi arena pertempuran atas keserakahan manusia. Dari mengebom, menggunakan alat tangkap ilegal, secara bisnis itu dianggap halal untuk dilakukan karena dalam mata bisnis yang dipedulikan hanyalah keuntungan.
Dan akhirnya dari lagu ini terus-terusan terdengar, “tak pernah tertidur dan berhenti menangis,” berkali-kali. Kalau saya hitung, itu ada empat kali. Ini bisa diresapkan sebagai bentuk ketakutan halus yang mengganggu pikiran. Di kepala saya pun penuh dengan sampah, yang di mana saya merasa sesak dengan masalah-masalah yang ada. Masalah laut tidak bisa diremehkan oleh siapa pun, khususnya bagi saya, karena saya setiap hari makan garam. Jika air laut tercemar, apakah jadinya garam akan berganti rasa menjadi rasa sampah?
Saya sadar bahwa masalah pencemaran laut ini menjadi horor, karena sama seperti mimpi saya, saya sadar saya sedang bermimpi, namun saya masih bisa merasakan kesadaran itu. Sama halnya dengan lirik di lagu itu, “mimpi buruk datang, manusia masih hidup.” Sudah kelihatan bahwa laut yang tercemar ini sudah ada sejak lama. Walau saya tidak tahu pasti sejak kapan, namun yang saya Yakini, ini benar-benar mimpi buruk.
Mimpi buruk ini tidak bisa dikatakan sepele, karena setiap mimpi punya arti. Jika arti yang dikatakan dalam lirik itu sudah jelas, maka niscaya kita akan mengalaminya suatu saat nanti. Tapi mungkin saya bisa menari lebih dahulu, menulis tanda-tanda untuk mematokkan jika ada yang ingin mengevaluasi. Mungkin saja tsunami datang karena kemarahan laut yang merasa tidak adil. Saya perlu diingatkan bahwa dalam ketidaksadaran, ada hukum karma yang bisa membuat orang ketakutan.

Komentar
Posting Komentar