Hujan turun deras di Kota Serang. Sudah tiga jam tidak berhenti. Langit seperti menyimpan amarah yang tidak ingin reda. Di halaman kampus, genangan air naik sampai ke ubin teras gedung, dan udara dingin membuat sebagian mahasiswa menggigil sambil menunggu hujan reda. Aruna berdiri di antara mereka. Ia menatap hujan tanpa banyak bicara. Di tangan kirinya ada map tugas yang mulai lembap, sedangkan tasnya ia peluk di dada agar tak basah. Matanya sesekali memandangi langit, berharap mendung segera berlalu. Namun yang terdengar hanya deru air menimpa genting, memantul ke tanah, menelan semua suara. Aruna mahasiswa baru, jurusan Ilmu Sejarah. Ia datang jauh dari Kepulauan Seribu. tempat laut jadi halaman rumah, tempat matahari tenggelam tanpa suara kendaraan, hanya ombak dan perahu. Kini ia tinggal di kota yang tidak punya aroma garam. Setiap pagi ia bangun dengan bunyi klakson, bukan suara burung laut. Kadang ia masih bingung bagaimana bertahan di tempat yang terasa asing ini. Aruna anak...
Menulis sepanjang Hayat